Kepala dinas pariwisata saat beri kesempatan untuk naik di salah satu ogoh ogoh
Peduli Rakyat News | Jember,- Hanya di Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember Jawa Timur , disetiap tahunnya ribuan umat hindu di Jember , tanggal 6-7 Maret 2019 menggelar pawai ogoh-ogoh dalam acara tawur agung kesanga . Dalam pawai ini ada 9 patung raksasa (ogoh-ogoh) , yang melambang sangkakala atau yang lebih dikenal dengan keburukan . Acara pawai ogoh-ogoh itu diiringan berbagai macam tarian khas agama hindu dan tarian Bali .
Acara pawai ogoh-ogoh yang dimulai dari pura swasty dharma , menyampaikan pesan kedamaian dan kerukunan umat untuk suksesnya pemilu 2019 , sebelum melaksanakan catur brata penyepian di malam selanjutkan hingga 24 jam kemudian .
Camat Umbulsari,Kepala dinas Pariwisata,Kapolsek Umbulsari,Danramil Umbulsari , Kepala Desa Sukoreno dan pejabat lainya saat akan memberangkatkan pawai ogoh ogoh
Dengan diawali tarian pembuka khas Bali yang disajikan kaum ibu dan remaja putri , pawai ogoh-ogoh dalam tawur agung kesanga bersama ribuan umat hindu dari berbagai daerah yang ada diseluruh Kabupaten Jember .
Sembilan ogoh-ogoh ditempatkan di Pura Swasty Dharma sebelum diberangkatkan keliling desa , terlebih dahulu dilakukan ritual uparaca oleh tokoh umat hindu terkait . Selanjutnya diawali dari Pura Swasty Dharma inilah rute pemberangkatannya , mengelilingi jalan desa sejauh kurang lebih lima kilometer sampai kembali lagi ke Pura Swasty Dharma . Hal ini adalah sebagai salah satu rangkaian menyambut hari raya nyepi 1941.
Menurut salah satu tokoh umat hindu , Wahyu Widodo , adanya kedamaian , kerukunan dan kebersamaan umat beragama yang saling menghormati diharapkan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia .Terlebih di tahun politik 2019 , sangat rentan terjadi perpecahan antar golongan yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa . Dirinya menambahkan , pawai ogoh-ogoh tawur agung kesanga yang merupakan rangkaian ritual perayaan hari raya nyepi ini bertujuan untuk mensucikan diri dari hal negatif sehingga muncul hal positif , yang sebelumnya digest upacara melasti pada hari minggu kemarin , tawur pecaruan dan pengrupukan , sebelum melakukan catur brata penyepian ,” ungkapnya .
Wahyu Widodo menambahkan bahwa Catur Brata sendiri bermakna bahwa manusia harus dapat mengendalikan nafsu atau amati geni , tidak boleh beraktivitas atau amati karya , tidak boleh bepergian atau amati lelungan dan amati lelanguan yang berarti tidak boleh bersenang dalam hal bersifat hiburan . Akhir dari pawai sembilan ogoh-ogoh itu dibakar dengan ritual khusus yang bertempat didepan Pura Swasty Dharma sebagai pertanda penyucian diri menuju kehidupan yang lebih baik .
Nu2g
Blogger Bali Grup
Terima kasih anda sudah membaca artikel Setiap Tahun Sekali , Ribuan Umat Padati Pawai Ogoh-Ogoh , Tahun ini Bertemakan Damainya Pemilu 2019 di Desa Sukoreno
0 Komentar